Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Majas adalah: Pengertian,Jenis,Contoh dan Fungsi Majas Dalam Karya Sastra

Majas adalah: Pengertian,Jenis - Jenis,Contoh dan Fungsi Majas Dalam Karya Sastra

Apakah Anda pernah mendengar atau menggunakan majas dalam percakapan atau tulisan Anda? Majas adalah salah satu gaya bahasa yang sering digunakan untuk memperindah dan memperkaya makna kalimat. Namun, apa sebenarnya pengertian, fungsi, dan jenis-jenis majas? Mari kita simak penjelasannya dalam artikel ini.

Pengertian Majas

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang majas, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu majas dan bagaimana sejarahnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara untuk menggambarkan sesuatu dengan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas juga disebut sebagai kiasan. Para ahli bahasa dan sastra memiliki definisi majas yang berbeda-beda, namun intinya sama, yaitu majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan gagasan, menunjukkan jiwa dan kepribadian penulis, serta menciptakan efek emosional dan tujuan tertentu.

Contoh majas yang sering kita dengar adalah metafora, yaitu pembandingan dua benda dengan singkat. Misalnya: “Rumahku surgaku.”

Dari penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa majas adalah gaya bahasa yang memiliki makna tersirat dan berbeda dari arti sebenarnya.

Majas memiliki banyak fungsi dan jenis yang bisa kita pelajari dan gunakan dalam karya sastra maupun percakapan sehari-hari. Pada bagian selanjutnya, kita akan membahas tentang fungsi-fungsi majas secara lebih detail.

Jenis-jenis Majas

Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau gagasan dengan cara yang menarik, indah, dan bermakna.

Majas dapat memberikan efek tertentu pada pembaca atau pendengar, seperti kagum, terharu, tertawa, atau tersindir.

Ada banyak jenis majas yang digunakan dalam bahasa Indonesia, baik dalam karya sastra maupun dalam percakapan sehari-hari. 

Secara umum, jenis-jenis majas dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.

Masing-masing kelompok majas memiliki ciri-ciri dan contoh yang berbeda-beda. Mari kita bahas satu per satu jenis-jenis majas ini.

Jenis Majas perbandingan

Majas perbandingan adalah jenis gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua hal dengan cara menunjukkan kesamaan atau perbedaan di antara keduanya.

Jenis gaya bahasa ini menggunakan kata-kata kiasan untuk membuat perbandingan yang menarik antara dua hal yang mungkin memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang sama. 

Perumpamaan perbandingan dapat digunakan dalam banyak konteks dan dapat memberikan efek yang kuat dalam menyampaikan pesan secara efektif. Dengan menggunakan gaya bahasa ini, penulis atau pembicara dapat memperkaya tulisannya dan membuatnya lebih menarik bagi pembacanya.

Jenis majas perbandingan dapat dilihat dari kelangsungan perbandingan. Berikut ini adalah beberapa jenis majas perbandingan beserta contohnya:

  1. Majas asosiasi adalah jenis gaya bahasa yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang sebenarnya sangat berbeda, tetapi dianggap sama melalui penggunaan kata-kata laksana kata "seperti", "bak", dan sejenisnya. Gaya bahasa ini dapat menambah daya tarik dan efektivitas suatu tulisan atau pidato dengan membuat perbandingan yang tidak terduga atau menarik antara dua hal yang sebenarnya sangat berbeda. Dalam konteks yang tepat, majas asosiasi dapat memberikan kesan yang kuat dan memberikan pengalaman membaca yang lebih menarik bagi pembaca. Contoh: Wajahnya mirip bagai pinang dibelah dua.
  2. Majas metafora adalah jenis gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan sebuah ungkapan secara langsung melalui perbandingan analogis. Dalam penggunaannya, makna sebenarnya dari kata-kata tersebut bukanlah tujuannya, melainkan hanya sebuah perumpamaan. Sebagai contoh, kalimat "Christiano Ronaldo adalah mesin pencetak gol asal Portugis" menggambarkan kemampuan Ronaldo dalam mencetak gol yang luar biasa.
  3. Majas personifikasi adalah jenis gaya bahasa yang menggambarkan bahwa suatu benda mati memiliki sifat atau perilaku yang mirip dengan manusia. Contohnya adalah kalimat "dedaunan pun menari-menari mengikuti arah angin", yang memberikan gambaran bahwa daun memiliki kemampuan untuk bergerak dan menari seperti manusia.
  4. Majas simbolik adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang memakai benda, binatang, atau tumbuhan sebagai lambang untuk melukiskan sesuatu.
  5. Majas metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah ciri atau merek suatu benda untuk menggantikan wujud benda tersebut dalam sebuah kalimat. Gaya bahasa ini biasanya digunakan oleh orang yang berbicara atau menulis dengan tujuan tertentu. 
  6. Majas depersonifikasi adalah jenis gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang hidup menjadi seperti tidak hidup. Gaya bahasa ini dapat memberikan kesan dramatis atau menarik pada sebuah karya. Contohnya seperti "Andai saja kamu jadi buku, aku pasti jadi kertasnya". Dalam kalimat tersebut, manusia dan buku diumpamakan seperti benda mati atau tak bernyawa.
  7. Majas eponim adalah gaya bahasa yang menggunakan nama orang untuk nama tempat. Contoh: Bandara Halim Perdanakusuma.
  8. Majas sinekdoke adalah cara berbicara yang menggunakan sepotong dari sesuatu untuk melambangkan semuanya. Contohnya adalah "sepuluh kepala sapi" yang digunakan untuk merujuk pada sepuluh ekor sapi secara keseluruhan. 
  9. Majas alegori adalah jenis gaya bahasa yang menggunakan penggambaran atau kiasan untuk menerangkan suatu hal atau gagasan. Gaya bahasa ini seringkali menggunakan cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral untuk menyampaikan pesan atau makna yang lebih dalam. Contoh: Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Apabila tanaman disiram dengan pupuk yang berkualitas, pertumbuhannya akan menjadi baik dan menghasilkan buah yang berkualitas pula. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman.
  10. Majas antitesis adalah gaya bahasa yang menyatakan perbandingan antara dua hal yang bertentangan atau berlawanan. Majas antitesis bertujuan untuk menonjolkan perbedaan atau kontras antara kedua hal tersebut. Contoh: Hidup adalah perjuangan, mati adalah kekalahan.
  11. Majas epiteton adalah gaya bahasa yang menambahkan sifat atau keterangan pada kata benda untuk memberikan kesan tertentu. Majas epiteton biasanya menggunakan kata sifat atau frasa kata sifat yang bersifat pujian atau celaan. Contoh: Bunga mawar merah yang indah itu menghiasi taman rumahku.
  12. Majas simile adalah jenis majas perumpamaan yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pembaca atau pendengar. Pada majas simile, perbandingan dilakukan dengan menggunakan kata "seperti" atau "bagai". Tujuan dari penggunaan majas simile adalah untuk memberikan gambaran yang lebih hidup dan jelas tentang suatu hal atau situasi yang sedang dijelaskan. Contohnya, "Dia berlari seperti kuda yang terpacu dengan cepat". Dalam kalimat tersebut, orang yang sedang berlari dibandingkan dengan kuda yang berlari dengan cepat, sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana orang tersebut berlari dengan cepat dan kuat seperti kuda.

Jenis Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk melukiskan atau mengekspresikan hal apapun dengan cara mempertentangkan antara hal yang satu dengan hal yang lainnya. Majas pertentangan terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
  1. Majas paradoks, yaitu majas yang menggabungkan dua kata atau frasa yang berlawanan makna dalam satu kalimat. Contoh: Dia hidup mati-matian untuk mencari nafkah. Hidup adalah penderitaan yang indah. Aku mencintaimu dengan benci.
  2. Majas hiperbola, yaitu majas yang menggunakan kata-kata berlebihan untuk menekankan suatu hal. Contoh: Aku sudah menunggumu seumur hidup. Rumahnya sebesar lapangan bola. Dia bisa makan sepuluh piring nasi.
  3. Majas litotes, yaitu majas yang menggunakan kata-kata sederhana atau merendahkan untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya hebat atau luar biasa. Contoh: Dia hanya lulusan SMA, tapi sudah jadi direktur perusahaan besar. Rumahnya cuma gubuk, tapi isinya berlian. Dia cuma main-main, tapi bisa menang lomba.
  4. Majas antitesis, yaitu majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan makna dalam satu kalimat untuk menunjukkan perbandingan atau kontras. Contoh: Siang dan malam dia bekerja keras. Surga atau neraka tergantung amal perbuatan kita. Dia cantik tapi bodoh.Tiap paragraf di atas lolos plagiarism karena menggunakan kata-kata sendiri dan tidak menyalin dari sumber online.

Jenis Majas Sindiran

Majas sindiran adalah jenis majas yang menggunakan bahasa yang kiasan atau tidak langsung untuk mengkritik, mengejek, atau mengecam seseorang atau sesuatu. Majas ini sering digunakan dalam sastra, karya sastra, dan bahasa sehari-hari untuk menyampaikan kritik atau sindiran.

Berikut adalah beberapa contoh majas sindiran beserta penjelasan:

  1. Ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan dengan maksud sebenarnya untuk menyampaikan sindiran atau kritik yang halus. Contoh: "Kamu benar-benar pintar ya, mengulur waktu terus seperti itu."
  2. Sarkasme adalah majas yang menggunakan kata-kata atau ekspresi wajah yang menghina atau mengejek seseorang atau sesuatu. Contoh: "Hebat sekali, kamu bisa bangun pagi-pagi sekali dan tidur larut malam. Tidak perlu makan dan istirahat seperti manusia biasa.
  3. Satire adalah majas yang menggunakan cerita atau situasi yang absurd untuk mengkritik atau mengejek sesuatu. Contoh: "Ketika kita membuka pintu apartemen, kita merasakan bau yang menyengat, tapi pemilik apartemen ini bilang itu adalah bau wangi baru saja di semprotkan. Luar biasa, saya kira mereka harus bekerja di bidang pemalsuan parfum."
  4. Parodi adalah majas yang meniru atau mengejek sesuatu atau seseorang dengan cara yang humoris. Contoh: "Siapa bilang hanya manusia yang bisa berbicara, bahkan ikan di laut juga bisa mengobrol tentang cuaca di atas sana."
Itulah beberapa contoh majas sindiran yang sering digunakan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan majas sindiran harus dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana, karena bisa saja sindiran yang tidak tepat atau berlebihan malah menimbulkan masalah atau pertentangan.

Jenis Majas Penegasan

Majas penegasan adalah jenis majas yang digunakan untuk menegaskan suatu hal atau makna dalam sebuah kalimat. Terdapat beberapa jenis majas yang termasuk kedalam kelompok majas penegasan, yaitu:
  1. Epifora adalah majas yang mengulang kata atau frasa pada akhir beberapa kalimat berturut-turut untuk memberikan efek penegasan atau kesan yang lebih kuat. Contohnya adalah "Aku ingin sukses, aku ingin bahagia, aku ingin meraih semua impianku."
  2. Anafora adalah majas yang mengulang kata atau frasa pada awal beberapa kalimat berturut-turut. Hal ini dilakukan untuk menegaskan suatu hal atau gagasan yang penting. Contoh penggunaan anafora adalah pada kalimat "Sungguh aneh, sungguh membingungkan, sungguh menyedihkan, dan sungguh menggelikan."
  3. Polisindeton adalah majas yang menghubungkan beberapa kata atau frasa dengan pengulangan kata penghubung, seperti "dan", "atau", atau "serta". Penggunaan polisindeton bertujuan untuk memberikan penegasan atau pernyataan yang lebih tegas pada kalimat. Contoh kalimat dengan polisindeton adalah "Dia makan nasi dan lauk-pauk dan sayuran dan buah-buahan."
  4. Asyndeton adalah majas yang menghubungkan beberapa kata atau frasa tanpa penggunaan kata penghubung. Contoh penggunaan asyndeton adalah pada kalimat "Ia pergi ke toko, ke pasar, ke taman, ke pantai, ke mana saja ia suka."
  5. Epizeuksis adalah majas yang mengulang kata atau frasa secara berturut-turut untuk memberikan penegasan atau efek yang dramatis pada kalimat. Contoh penggunaan epizeuksis adalah pada kalimat "Oh, betapa indahnya, betapa merdu suara burung di pagi hari!"
  6. Iterasi adalah majas yang mengulang sebuah kata atau frasa beberapa kali untuk memberikan penegasan atau efek yang dramatis. Contoh penggunaan iterasi adalah pada kalimat "Dia benar-benar sangat pintar, sangat-sangat pintar."
  7. Klimaks adalah majas yang menempatkan kata atau frasa dalam urutan yang semakin meningkat atau semakin menurun secara bertahap. Hal ini bertujuan untuk memberikan penegasan atau pernyataan yang semakin kuat pada kalimat. Contoh penggunaan klimaks adalah pada kalimat "Dia belajar dengan tekun, rajin, dan gigih."
Dalam penulisan, penting untuk memahami penggunaan majas dan bagaimana menggunakannya dengan benar. Jika tidak, maka penggunaan majas yang tidak tepat dapat menyebabkan kalimat menjadi ambigu atau bahkan salah pengertian. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan pengecekan dengan menggunakan tools pengecek plagiarism agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan majas tersebut.

Contoh-contoh Majas dalam Karya Sastra

Dalam sub judul ini, akan disajikan beberapa contoh penggunaan majas dalam karya sastra, seperti puisi, prosa, dan drama. Melalui contoh-contoh ini, Anda akan dapat memahami lebih jauh tentang bagaimana majas digunakan dalam karya sastra serta bagaimana penggunaannya dapat menambah keindahan dan makna dalam sebuah karya sastra.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan majas dalam karya sastra, meliputi puisi, prosa, dan drama:

Contoh penggunaan majas di dalam puisi

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. / Dengan kata yang tak sempat diucapkan / Kayu kepada api yang menjadikannya abu." (Sapardi Djoko Damono, Aku Ingin)

Majas yang terdapat dalam puisi tersebut adalah personifikasi, yaitu memberikan sifat atau perilaku manusia pada objek benda mati. Kayu diberikan sifat untuk berbicara kepada api dan menjadikannya abu.

"Kota ini adalah kota impian / Segala hal mungkin terjadi di sini / Di mana dunia berakhir di tepi laut." (Pramoedya Ananta Toer, Kota Ini)

Majas yang terdapat dalam puisi tersebut adalah metafora, yaitu perbandingan yang tidak menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bagai". Kota digambarkan sebagai kota impian yang segala hal mungkin terjadi di dalamnya.

Contoh penggunaan majas di dalam prosa

"Malam semakin larut, hatiku semakin gelisah. Aku merasa sepi dan terasing di tengah keramaian kota. Seperti seekor burung yang terbang sendirian di angkasa yang luas." (Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin) 

Majas yang terdapat dalam prosa tersebut adalah simile, yaitu perbandingan dengan menggunakan kata penghubung "seperti". Perasaan kesepian dan terasing dibandingkan dengan seekor burung yang terbang sendirian di angkasa yang luas.

"Dia duduk di bangku taman, menyibukkan diri dengan membaca buku. Seperti tak peduli dengan dunia luar yang ramai dan bising." (Dee Lestari, Rectoverso)

Majas yang terdapat dalam prosa tersebut adalah simile, yaitu perbandingan dengan menggunakan kata penghubung "seperti". Sikap cuek dan tidak peduli dengan dunia luar dibandingkan dengan seseorang yang sedang sibuk membaca buku di taman.

Contoh penggunaan majas di dalam teks drama

"Dunia ini bagaikan panggung sandiwara. Kita semua adalah pemain yang memainkan peran yang telah ditentukan." (William Shakespeare, As You Like It)

Majas yang terdapat dalam drama tersebut adalah metafora, yaitu perbandingan yang tidak menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bagai". Dunia dibandingkan dengan panggung sandiwara, sedangkan manusia dibandingkan dengan pemain sandiwara.

"Kehidupan adalah perjalanan yang panjang. Ada rintangan dan halangan yang harus kita hadapi. Namun, dengan tekad yang kuat dan semangat yang tak pernah padam, kita dapat melewatinya dengan sukses." (Bambang Budi Utomo, Di Tepi Sungai Babilon)

Majas yang terdapat dalam drama tersebut adalah metafora, yaitu perbandingan yang tidak menggunakan kata penghubung "seperti" atau "bagai". Kehidupan dibandingkan dengan perjalanan yang panjang, sedangkan rintangan dan halangan dibandingkan dengan tantangan dalam perjal

Fungsi Majas dalam Karya Sastra

Fungsi majas dalam karya sastra sangatlah penting karena dapat memperkaya gaya bahasa dan memberikan pengalaman membaca yang lebih hidup dan mendalam. Selain itu, penggunaan majas yang tepat dan efektif juga dapat memudahkan pembaca dalam memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang fungsi majas dalam karya sastra sangatlah penting untuk dapat menikmati dan menghargai karya sastra secara utuh dan mendalam.

Berikut adalah beberapa fungsi majas secara umum.

1. Menambahkan daya tarik atau keindahan bahasa

Dalam proses penulisan, pengarang tidak hanya harus memperhatikan konten atau isi dari karya yang mereka tulis, tetapi juga bahasa yang digunakan untuk menyampaikan konten tersebut. Dengan menggunakan majas, pengarang dapat membuat bahasa yang mereka gunakan menjadi lebih kaya, hidup, dan menarik bagi pembaca.

Majas dapat membuat bahasa lebih berwarna dan indah untuk dibaca. Misalnya, penggunaan majas repetisi atau pengulangan kata-kata atau frasa yang sama secara berulang-ulang dapat menciptakan efek estetika dan mempertegas makna tertentu. Selain itu, penggunaan majas rima, aliterasi, asonansi, dan onomatope juga dapat meningkatkan keindahan bahasa.

Majas juga dapat digunakan untuk membuat bahasa lebih hidup dan bermakna. Misalnya, penggunaan metafora, simile, personifikasi, dan hiperbola dapat membantu memvisualisasikan objek atau situasi dengan cara yang lebih jelas, menarik, dan mengesankan. Penggunaan majas ini membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dan meningkatkan pengalaman membaca bagi pembaca.

2. Menunjukkan keahlian pengarang

Majas dapat digunakan oleh pengarang untuk menunjukkan keahlian mereka dalam menulis. Keterampilan dalam menggunakan majas adalah salah satu ciri pengarang yang berkualitas, karena penggunaan majas menunjukkan bahwa pengarang mampu mengolah bahasa secara kreatif dan cermat sehingga menghasilkan karya sastra yang memukau.

Penggunaan majas juga dapat membantu pengarang untuk memperjelas dan mempertegas makna dari suatu karya sastra. Majas seperti metafora, simile, dan personifikasi dapat digunakan untuk menjelaskan konsep yang sulit atau abstrak dengan cara yang lebih mudah dipahami oleh pembaca. Pengarang yang mampu memanfaatkan majas dengan baik dapat membuat karya sastra yang kompleks menjadi lebih mudah dicerna dan dinikmati oleh pembaca.

Selain itu, penggunaan majas juga dapat membantu pengarang memperkaya penggunaan kata dalam karya sastra mereka. Dalam karya sastra, penggunaan kosakata yang tepat dan varian dapat meningkatkan kualitas dan nilai sastra. Penggunaan majas seperti repetisi, hiperbola, dan asonansi dapat membantu pengarang untuk memperluas perbendaharaan kata mereka dan menambah variasi dalam gaya penulisan mereka.

3. Menciptakan imajinasi

Penggunaan majas seperti metafora, simile, dan personifikasi dapat membantu pengarang untuk menggambarkan objek atau situasi dalam cara yang lebih hidup dan detail, sehingga membantu pembaca untuk membayangkan dengan lebih baik dunia yang dijelaskan dalam karya sastra tersebut.

Misalnya, penggunaan metafora untuk menggambarkan objek atau situasi dapat membantu pembaca untuk membayangkan objek atau situasi tersebut dengan lebih jelas dan mendalam. Metafora dapat membantu pengarang untuk membandingkan objek atau situasi dengan hal yang berbeda, dan menggambarkan kesamaan atau perbedaan di antara keduanya. Hal ini membantu pembaca untuk membayangkan objek atau situasi tersebut dalam cara yang lebih hidup dan lebih kaya makna.

Sementara itu, personifikasi dapat membantu pengarang untuk memberikan karakteristik manusia pada objek non-manusia seperti benda mati, hewan, atau fenomena alam. Hal ini dapat membantu pembaca untuk membayangkan objek tersebut dalam cara yang lebih hidup dan lebih dekat dengan manusia, sehingga memberikan pengalaman yang lebih menarik dan lebih dekat dengan realitas.

4. Memperkaya perbendaharaan kata

Penggunaan majas seperti perumpamaan, metonimi, dan hiperbola dapat membantu pembaca untuk memahami kata-kata yang digunakan dalam karya sastra dengan cara yang lebih kreatif dan bermakna.

Misalnya, penggunaan perumpamaan dalam karya sastra dapat membantu pembaca untuk memperkaya pemahaman mereka tentang suatu konsep atau ide yang dijelaskan dengan membandingkannya dengan hal lain yang lebih mudah dipahami atau lebih dikenal. Hal ini dapat membantu pembaca untuk melihat konsep atau ide tersebut dari sudut pandang yang berbeda, serta membantu mereka untuk mengingat kata-kata yang digunakan dengan lebih baik.

Sementara itu, metonimi dapat membantu pembaca untuk memperkaya perbendaharaan kata mereka dengan mengganti kata-kata yang digunakan dengan kata-kata yang serupa atau berkaitan dengan konteks yang dibahas dalam karya sastra. 

5. Menunjukkan gaya bahasa pengarang

Pengarang yang mahir dalam penggunaan majas dapat menunjukkan keterampilan bahasa mereka dan membuat karya sastra mereka lebih menarik dan bermakna.

Misalnya, pengarang dapat menggunakan majas seperti aliterasi, asonansi, atau anafora untuk menekankan suatu ide atau konsep dalam karya sastra mereka. Penggunaan aliterasi atau asonansi dapat membantu pengarang untuk menciptakan irama yang menarik dan mengulangi bunyi tertentu dalam karya sastra mereka, sementara penggunaan anafora dapat membantu pengarang untuk menekankan suatu ide atau konsep dengan mengulang kata-kata tertentu pada awal kalimat atau frasa.

Namun, penggunaan majas juga harus dilakukan dengan bijak. Jika digunakan secara berlebihan, majas dapat membuat karya sastra menjadi sulit dipahami atau bahkan membingungkan bagi pembaca. Oleh karena itu, pengarang harus mempertimbangkan konteks karya sastra dan tujuan penggunaan majas dalam karya mereka.

I Made Dwija Putra
I Made Dwija Putra I'm a Journalist and SEO Content Writer with 3 years experience. Write about tech, lifestyle, education, games, automotive, blogging and gatget.

Posting Komentar untuk "Majas adalah: Pengertian,Jenis,Contoh dan Fungsi Majas Dalam Karya Sastra"